Jumat, 25 Januari 2013

BUDAK CINTA

BUDAK CINTA
Jimmy S. Mudya

Kekasih jaman menangis dalam genggaman
Airmatanya terjatuh di jalan raya
Dipijak roda-roda
Di tepis oleh angin delapan puluh kilometer perjam
Di belakang pria entah berantah
Mungkin pacarnya atau kura-kura

Ia berontak mencubit
Memukul-mukul pria penuh kerut murka
Tangannya di tarik hingga merapatkan dadanya di punggung
Dipekik geram
Di tempeleng pipinya yang merana
Lalu pasrah memeluk pria entah berantah

Entah apa yang terjadi pada kekasih jaman
Persoalan macam apa yang membuat pekik tak berdaya malam ini
Air mata yang terkulai di sana
Dikeroyok debu-debu. Pasir-pasir
Bagai badai cemburu dari balik keinginan
Atau pertempuran keakuan
Yang amblas tanpa musyawarah

Astaga
Entah apa dibalik cinta
Ketika persoalan menjadi tuhan bagi asmara
Arti pengorbanan cinta telah menoreh korban kebodohan
Demi cinta
Aku punya seribu nyawa
Demi cinta
Apapun kulakukan
Lalu gemuruh pertengkaran merusak syaraf
Langkah kendaraan oleng
Kudengar teriak ungkapan rasa dari pria
“Aku cinta padamu”
“Aku cinta padamu”
Lalu mereka terbaring di trotoar
Darah membanjiri kota
Cinta meleleh menjadi nyawa
Logika penyesalan merana
Cinta tinggal cerita-cerita yang kini keluar dari mulut-mulut pendongeng
Surat kabar bangga memampang di halaman utama
Televisi memuat drama cinta

Roda waktu adalah peristiwa
Roda waktu adalah ilmu
Selamat jalan hamba cinta
Kau berjasa mengingatkan hamba-hamba yang lain

Pontianak2512013

2 komentar:

  1. trajis ...hidup dan matinya tetap bersama dan
    utk cinta..

    BalasHapus
    Balasan
    1. ketika logika tak terhapus
      cinta pun lebih tajam dari pedang Umi

      terima kasih sudah berkunjung :)

      Hapus