Kamis, 24 Januari 2013

DIBALIK TAHAYUL PEMBANGUNAN

DIBALIK TAHAYUL PEMBANGUNAN
JIMMY S. MUDYA

Aku membaca tiga puluh delapan ribu hektar lahan telah menjadi pohon uang
Aku membaca kesejahteraan masyarakat borneo semakin luar biasa
Aku membaca prasarana untuk masyarakat menjadi tawaran yang menggiurkan
Aku membaca dua ratus dua puluh dua investor mengantre dengan segala iming-iming
Aku membacanya di halaman pertama ketika rinduku pada kicau burung pipit menggebu-gebu
Burung-burung telah hijrah
Babi-babi telah musnah dianggap hama
Orang utan dikepung lalu kelaparan
Burung enggang merana mencari pasangan
Rumah adat menjadi latah
Rumah betang tinggal tiang belian yang juga digorok
Generasi kehilangan sejarah karna tak lagi menyapa embun budaya

Aku bukan anti pembangunan
Pembangunan adalah wajah kemajuan yang layak dikenyam
Pembangunan bukanlah robot pembunuh yang meratakan generasi satwa
Pembangunan bukanlah mesin penghancur tradisi berladang
Bukan menyulap sawah yang menjadikan kepentingan yang terhormat untuk membeli sepatu berlian
Pembangunan bukanlah raja yang  seenaknya melunturkan adat dan tradisi masyarakat

Aku menoleh bayangan
Betapa adat menjadi jeruji pelanggaran moral di masa silam
Ketika irama musik sape’ dan gong meliukkan jemari bujang dan dara
Ah...
Budaya kota
Menyusup dari tahayul pembangunan
Yang mengirim musik pengiring para  penari-penari telanjang

Apa artinya pembangunan?
Bila adat tersisih dari kepatutannya
Bukankah hukum adat adalah dasar bagi hukum negara?
Apa artinya pembangunan?
Bila akhirnya merusak tatanan agama?
Apa artinya pembangunan?
Bila menghalalkan segala cara untuk mengembungkan perut pengusaha?

Aku bersujud mengucap duka cita
Tinta-tinta ini akan menjadi catatan sejarah yang mungkin jadi isapan jempol hari ini
Siang hari telah menjadi bara
Petang telah membaur bersama angin laut
Pagi telah menjadi keringat
Selamat tinggal sejarah tanah kelahiranku

Pontianak1112013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar