**** YANG DIMAU ****
Jimmy S. Mudya
Apa yang saya mau
Adalah pertanyaan yang melumatkan kebahagiaan
Menjerumuskan pada ketidakpuasan hidup
bagai setetes madu dalam jutaan semut merah
Kekasih meneriaki kekasih
Istri meneriaki suami
Suami meneriaki istri
Orang tua meneriaki anak
Anak meneriaki orang tua
Karena apa yang saya mau
Perceraian bagai tsunami
Anak menjadi berandalan di pasar-pasar
Duka meledak dalam rumah tangga
Tangisan melubangi hati. Senyumpun enggan
Bukan karena apa
Karena apa yang saya mau
Begitulah fana menyusup dari waktu ke waktu
Ketika apa yang saya mau tak kau mau
Aku marah-marah
Aku kesal
Sampai tak kutegur orang yang kukasihi
Karena apa yang saya mau
Hei
Lihat. Mengapa kau tak seperti itu
Harusnya kau membawakan keju di meja makan
Hei
Ibu. Mengapa bukan baju bermerek seperti itu
Harusnya aku tak lahir dalam derita olehmu
Mengapa.
Sampai kapanpun itu
Karena apa yang saya mau
Manusia telah memasang masker bermerek
Apa yang saya mau
Manusia terus menerus kebingungan
Tekanan batin
Menangis
Karena berkaca pada “apa yang saya mau”
Adakah itu terjawab?
Tidak!
Tidak!
Hingga akhir zaman pun tetaplah kusut
Rasa optimis telah kutanamkan dalam sajakku
Lalu mengapa semua bagai neraka yang tak menemukan titik bahagia
Ya,
Banyak orang salah alamat
Mari kekasihku
Bongkar maskermu
Bongkar kacamatamu
Gantilah dengan apa yang Tuhan mau
Pontianak1212013
Jimmy S. Mudya
Apa yang saya mau
Adalah pertanyaan yang melumatkan kebahagiaan
Menjerumuskan pada ketidakpuasan hidup
bagai setetes madu dalam jutaan semut merah
Kekasih meneriaki kekasih
Istri meneriaki suami
Suami meneriaki istri
Orang tua meneriaki anak
Anak meneriaki orang tua
Karena apa yang saya mau
Perceraian bagai tsunami
Anak menjadi berandalan di pasar-pasar
Duka meledak dalam rumah tangga
Tangisan melubangi hati. Senyumpun enggan
Bukan karena apa
Karena apa yang saya mau
Begitulah fana menyusup dari waktu ke waktu
Ketika apa yang saya mau tak kau mau
Aku marah-marah
Aku kesal
Sampai tak kutegur orang yang kukasihi
Karena apa yang saya mau
Hei
Lihat. Mengapa kau tak seperti itu
Harusnya kau membawakan keju di meja makan
Hei
Ibu. Mengapa bukan baju bermerek seperti itu
Harusnya aku tak lahir dalam derita olehmu
Mengapa.
Sampai kapanpun itu
Karena apa yang saya mau
Manusia telah memasang masker bermerek
Apa yang saya mau
Manusia terus menerus kebingungan
Tekanan batin
Menangis
Karena berkaca pada “apa yang saya mau”
Adakah itu terjawab?
Tidak!
Tidak!
Hingga akhir zaman pun tetaplah kusut
Rasa optimis telah kutanamkan dalam sajakku
Lalu mengapa semua bagai neraka yang tak menemukan titik bahagia
Ya,
Banyak orang salah alamat
Mari kekasihku
Bongkar maskermu
Bongkar kacamatamu
Gantilah dengan apa yang Tuhan mau
Pontianak1212013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar