Rabu, 14 Agustus 2013

Kisah-kisah Malam

Kisah-kisah Malam


angin malam
sejuk menusuk tulang
jerit-jerit jangkrik menembus dinding
menantang suara gardu dan jerit knalpot di bundaran malam

angin malam
kau memelukku
membangkitkan bulu-bulu pundakku
eratlah aku pada kehangatan bantal guling
dalam balutan selimut bulu domba

rohku berkelana perlahan
dari satu titik menuju alam luar
duduk di atas lengkung bulan memetik dawai sasando
bait-bait puisi kerinduanku menyebut namamu
membaur dalam notasi yang di taburkan oleh asmara kita

aku menciummu
menghirup aroma-aroma bunga melati
bukan bunga mawar yang kau selipkan di sakuku kemarin lalu
atau ponten yang pernah kau lukis pada impian jalan
di atas kertas pendidikan pemerataan
ini melati
namun bait-baitmu tetap berkata
:itu mawar

oh angin malam yang tak punya rasa toleransi
aku tak suka meraba dan menerka
walau ku tahu adalah melati
aku tak mungkin menyiramimu dengan air kapuas
apalagi mengantarkan secangkir susu, sahabatmu
sebab pada saksi cahaya dan redupnya mentari
aku berjanji
:selama kapuas menjadi bencana. tak-kan setetes ku tuang pada dahagamu

Pontianak, 13 Agustus 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar